Selasa, 04 September 2012

Serba Serbi Beasiswa

BAGI mereka yang berminat menempuh studi di luar negeri, beasiswa adalah salah satu cara untuk mendukung cita-cita tersebut. Berbagai negara juga telah banyak menyediakan beasiswa untuk para pelajar Indonesia. Seleksi yang ketat membuat tidak semua pelamar diterima. Selain itu, informasi yang tidak lengkap juga terkadang menggagalkan kita mendapatkan beasiswa yang kita incar.

Perburuan beasiswa sejatinya dimulai sejak pencarian informasi tentang lowongan beasiswa itu sendiri. Nah, sebagai bekal dalam berburu beasiswa, ada baiknya kita mengenal berbagai hal tentang beasiswa, terutama beasiswa luar negeri.

Harus pintar?

Salah seorang anggota mailing list (milis) beasiswa, Ronald, bercerita, banyak orang menyangka, agar mendapatkan beasiswa kita harus memiliki nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi. "Beberapa beasiswa memang mensyaratkan prestasi akademik. Tetapi kenyataannya, banyak juga mahasiswa dengan nilai IPK rata-rata mendapatkan beasiswa," kata Ronald, seperti dikutip Okezone dari milis beasiswa Yahoo Groups, Kamis (23/8/2012).

IPK tidak menjadi penentu utama karena seleksi beasiswa juga biasanya mensyaratkan wawancara. Ronald mengimbuh, di antara beasiswa yang mensyaratkan prestasi akademik adalah HSP Huygens. Pendaftar beasiswa dari Belanda ini haruslah berada dalam lima persen lulusan terbaik di angkatannya. Tetapi, kata Ronald, tidak ada salahnya mencoba. "Saya pernah bertemu dua mahasiswa yang mendapat HSP Huygens tapi IPK-nya dua koma sekian sekian," imbuhnya.

Batas umur


Umumnya, lembaga pemberi beasiswa memasang angka 35 tahun sebagai batas maksimal dalam seleksi pendaftaran beasiswa magister (S-2). Di antara program beasiswa yang mensyaratkan umur maksimal 35 tahun adalah STUNED, beasiswa Kemenkominfo, dan beasiswa Monbukagakusho.

Pengalaman kerja

Beberapa beasiswa mensyaratkan pengalaman kerja minimal dua tahun. Tetapi, syarat ini bukanlah harga mati.

Ronald mengilustrasikan, lowongan beasiswa di Kemenkominfo memberi syarat. "Diutamakan memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun," dia mengimbuhkan. Diutamakan, kata Ronald, bukan berarti harus. "Jadi, bisa saja ada yang pengalaman kerjanya kurang dari dua tahun diterima," ujar Ronald.

Selain masa bakti, pengalaman kerja di bidang yang relevan dengan yang dilamar juga bisa menguntungkan kita seperti beasiswa Erasmus Mundus (International Master in Industrial Management). Ronald menyebut, pengalaman kerja tidak selalu menjadi harga mati. "Tetapi, pengalaman tersebut akan membantu kita memahami materi kuliah," imbuhnya.

Waktu lulus


Beberapa beasiswa ada yang memasang persyaratan bahwa si pendaftar adalah mahasiswa tingkat akhir. Atau, jika sudah lulus, maka tahun kelulusan pendaftar tersebut tidaklah lebih dari satu tahun. Jadi, kebalikan dari beasiswa yang mensyaratkan pengalaman kerja, beasiswa jenis ini benar-benar mencari para fresh graduates.

Wawancara


Menurut Ronald, bisa dipastikan, akan selalu ada sesi wawancara dalam proses seleksi beasiswa. Jenisnya beragam, misalnya wawancara psikologi dan panel, serta dengan bahasa pengantar berbeda juga, bisa bahasa Indonesia, Inggris, atau bahasa ibu negara tujuan.

Dia berujar, pertanyaan yang diajukan dalam sesi wawancara ini biasanya seputar motivasi kuliah di luar negeri, topik riset yang akan diambil, hingga bayangan tentang akan jadi apa kita dalam 10 tahun mendatang.

"Meskipun kadang-kadang wawancara ngelantur ke mau menikah di usia berapa, kalau bayi kamu lahir mau diapain (pertanyaan ke salah satu peserta yang lagi hamil gede, langsung sama peserta tsb dijawab: ya dirawat Pak), siapa perdana menteri Jepang?" kata Ronald.

Meski begitu, ujar Ronald, ada juga beasiswa yang tidak mencantumkan wawancara sebagai bagian dari seleksi. Hal yang menentukan diterima atau tidaknya pelamar adalah pada kelengkapan berkas aplikasi yang dikirimkan.

"Sepanjang pengalaman saya, beasiswa Erasmus Mundusnya Uni Eropa dan Beasiswa HSP Huygensnya Belanda hanya menyeleksi dokumen," imbuhnya,,

Cari Tahu Beasiswa ke Mana?

MENGETAHUI informasi lengkap tentang suatu beasiswa menjadi bekal kita dalam proses melamar beasiswa. Selain persyaratan dan tenggat waktu, ada baiknya kita juga mengetahui berbagai informasi pendukung lainnya guna menyukseskan perburuan beasiswa kita.

Kita perlu tahu, tahapan seleksi apa saja yang akan dilalui dan krusial dalam meloloskan aplikasi beasiswa kita. Kita juga perlu mengetahui berbagai informasi tambahan dan pihak-pihak yang bisa ditanyai jika kita mengalami kesulitan.

Informasi tambahan
Terkadang, meski situs resmi lembaga pemberi beasiswa telah mencantumkan informasi lengkap tentang suatu beasiswa, banyak pertanyaan teknis yang masih belum terjawab. Untuk mendapatkan informasi tambahan ini, kita bisa mengontak senior atau teman yang sudah kuliah di kampus incaran.

Menurut salah seorang pemburu beasiswa, Ronald, cara ini juga ampuh untuk mengetahui berbagai lowongan beasiswa yang terkadang hanya dicantumkan di kampus setempat.

"Kita bisa juga mengontak perguruan tinggi idaman, melalui kantor urusan internasionalnya, untuk mencari tahu apakah ada beasiswa di jurusan yang kita inginkan," ujar Ronald, seperti disitat Okezone dari mailing list (milis) beasiswa Yahoo Groups, Kamis (23/8/2012). 

Perhimpuan Pelajar Indonesia (PPI)

PPI memiliki cabang di berbagai negara. Perhimpunan ini juga bisa menjadi tempat kita bertanya tentang beasiswa dan seluk beluk kehidupan dan perkuliahan di luar negeri.

Menurut Ronald, beberapa milis PPI keanggotaannya tertutup. Seseorang hanya akan diterima menjadi anggota jika sudah ada acceptance letter dari universitas. Meski demikian, imbuhnya,  ada beberapa pengurus PPI yang berbaik hati buat ditanya-tanya, kita hanya perlu rajin mencari tahu informasi kontak mereka.

"Jika ada PPI yang keanggotaannya tertutup, coba minta tolong teman yang jadi anggota untuk meneruskan (forward) pertanyaan kita ke milis PPI tersebut," sarannya

Orang Cerdas Itu Suka Galau Loh...

Galau tidak selalu menandakan labilnya emosi seseorang. Galau bisa jadi pertanda bahwa seseorang adalah orang yang cerdas.

Menurut Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Dr. Syahrul Yasin Limpo, SH., galau adalah salah satu ciri orang cerdas. Dalam kuliah umum yang disampaikan Syahrul di hadapan mahasiswa baru Universitas Negeri Makassar (UNM) di Gedung Program Pasca Sarjana (PPs UNM), dia membeberkan, orang cerdas selalu galau dan risau. Dia akan merasa khawatir selalu kekurangan ilmu.

"Olehnya ada keinginan untuk selalu menuntut ilmu, tidak suka berdiam diri. Jadi, orang yang menuntut ilmu S-2 dan S-3 adalah orang cerdas," kata Syahrul,
Syahrul mengingatkan, poin penting yang harus dimiliki seorang pelajar adalah sikap dan perilaku yang baik. Secara rinci Syahrul menyebut, sebagai mahasiswa pascasarjana, seseorang haruslah memiliki mampu menyelesaikan masalah dengan pola pikir yang lebih linear, beralur, dan berpola.

"Dia juga harus memiliki agenda aksi yang terukur, terperinci, dan terpgrogram, serta berkemampuan mengolah atau menciptakan opini publik," imbuhnya.

Dalam kuliah ini, Syahrul juga menantang para cendikia muda itu untuk keluar dari zona nyaman. "Ambil tantangan baru dan ciptakanlah zona-zona nyaman baru," tegasnya

Kumpulan Orang Jenius di dunia !!

Menilai dari sebuah kepintaran seseorang bisa jadi pekerjaan yang sangat subjektif. Apakah intelligent quotient (IQ) tinggi membuat mereka menjadi yang terpintar? Ataukah hal ini cenderung pada pencapaian seseorang?

Jika diteruskan, perdebatan seperti ini bisa jadi tidak akan ada ujungnya. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan Super Scholar menunjukkan, 50 persen penduduk dunia memiliki IQ antara 90-110 dan 2,5 persen orang memiliki IQ di atas rata-rata, yakni lebih dari 130. Data ini juga memperlihatkan bahwa 2,5 persen manusia mengalami keterbelakangan mental, dengan IQ di bawah 70; serta hanya 0,5 persen orang yang jenius atau super jenius, dengan IQ di atas 140.

Berikut daftar acak orang-orang yang layak mendapat predikat "orang terpintar", seperti dilansir Super Scholar, Selasa (4/9/2012).

Stephen W Hawking

Nama Hawking bisa jadi yang paling populer dalam daftar ini. Penulis tujuh buku best seller ini telah mengukuhkan dirinya sebagai orang jenius dengan penelitian-penelitiannya dalam bidang fisika yang telah membantu kita lebih memahami alam semesta. Dia juga menerima 14 penghargaan atas kiprahnya dalam dunia pengetahuan. Semua prestasi tersebut ditorehkan pria 70 tahun ini sambil berjuang menghadapi penyakit ALS yang dideritanya.

Kim Ung-Yong

Istilah anak ajaib (prodigy) sudah lazim kita kenal dewasa ini. Tetapi dalam kasus Kim Ung-Yong, predikat anak ajaib justru membuatnya diremehkan. Padahal, Buku Rekor Dunia (Guiness Book of World Records) mencatatkan nama pria 50 tahun ini sebagai pemegang IQ tertinggi di dunia.

Pada usia dua tahun, Ung-Yong fasih berbicara dalam empat bahasa. Kemudian, pada usia empat tahun, Ung-Yong mengikuti kelas kuliah.

Jika keajaiban ini tidak cukup, Ung-Yong juga diundang lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk mengikuti pendidikan di Negara Paman Sam tersebut di usianya yang ke-8. Pada usia remaja, Ung-Yong yang ber-IQ 210 ini mulai bekerja di NASA.

Paul Allen

Di usia ke-59 tahun, Allen telah mengubah kecerdasannya sebagai sumber pundi-pundi uang dengan ikut mendirikan Microsoft.

Dengan kekayaan senilai USD14,2 miliar, Allen menduduki peringkat ke-48 dalam daftar orang kaya di dunia. Allen memiliki beberapa perusahaan, klub-klub olahraga, dan menjadi salah satu filantropis besar di dunia.

Pemilik IQ 170 ini mencatatkan nilai sempurna 1.600 pada SAT, sebuah tes potensi akademik versi Amerika.

Rick Rosner

Dengan IQ 192, kita tentu tidak akan mengira bahwa pria 52 tahun ini bekerja sebagai penulis skenario di televisi yang sering bekerja dengan komedian Jimmy Kimmel.

Tetapi, pria ini tidak seperti orang jenius kebanyakan. Bahkan, faktanya, dalam resumenya, Rosner pernah bekerja sebagai penari telanjang (stripper), pelayan di arena roller skate, dan model telanjang. Rosner juga kerap mengganti namanya supaya bisa tetap bersekolah di SMA hingga akhir usia 20-nya. 

Gary Kasparov

Pada usia 22 tahun Kasparov menyabet gelar juara dunia catur, usia termuda sebagai master catur. Pria 49 tahun ber-IQ 190 ini pensiun dari dunia olahraga pada 2005.

Setelah pensiun, Kasparov mendedikasikan waktu dan sumber dayanya sebagai penulis. Dia juga aktif dalam bidang politik. Bahkan, pendiri United Civil Front ini mencalonkan diri sebagai presiden Rusia.

Sir Andrew Wiles

Pada 1995, matematikawan Inggris Sir Andrew Wiles membuktikan teori matematika "Fermat's Last Theorem". Teori berusia 358 tahun ini secara luas diakui sebagai problem matematika tersulit di dunia.

Pria berusia 59 tahun ini memiliki IQ 170. Selain menerima 15 penghargaan dalam bidang ilmu pengetahuan, Wiles juga mendapatkan gelar "Sir" dari Ratu Inggris atas kontribusinya pada matematika.

Judit Polgar

Ayah Polgar membesarkan dan mendidik Polgar dan saudara perempuannya dalam sebuah eksperimen pendidikan. Sang ayah ingin membuktikan bahwa seseorang dapat meraih pencapaian tinggi jika dilatih pada bidang tertentu sejak kecil. Dapat dikatakan, percobaan tersebut berhasil.

Pada usia 15 tahun, wanita ber-Iq 170 ini merebut gelar grand champion catur termuda. anak ajaib itu mengalahkan rekor Bobby Fischer hanya dalam selang waktu satu bulan.

Christoper Hirata
Hirata bisa jadi merupakan salah satu orang pintar yang patut kita cemburui. Dia menjadi peraih medali emas termuda dalam Olimpiade Fisika Internasional di usia 13 tahun.

Pada usia 14 tahun, pemilik IQ 225 ini telah kuliah di Caltech. Di usianya ke-16, sang anak ajaib sudah bekerja dengan NASA dalam proyek terkait kolonisasi di Mars. Bahkan, pada usia 22 tahun, Hirata berhasil meraih gelar doktor (PhD) dari Princeton. Hirata kini berusia 30 tahun.

Terrence Tao
Tao mempelajari matematika sejak balita, tepatnya ketika menyaksikan Sesame Street. Di usia dua tahun, ketika kebanyakan orang masih belajar berjalan dan berbicara, Tao telah mampu menghitung aritmatika dasar. 

Pada usia sembilan tahun, Tao mengikuti kuliah matematika. Dia menjadi peserta termuda dalam Olimpiade Matematika Internasional di usianya ke-13 tahun. Tidak hanya itu, Tao juga meraih medali emas dalam ajang tersebut.

Tao meraih Ph.D dari Princeton di usia 20 tahun, dan gelar profesor di UCLA pada usia 24 tahun. Memiliki IQ 230, pria 37 tahun ini juga telah mempublikasikan lebih dari 230 makalah riset.

James Wood
Siapa kira, aktor gaek berusia 65 tahun ini ternyata jenius! Woods memiliki IQ 180. Dalam ujian SAT, Woods mencatatkan skro sempurna 800 pada tes verbal, dan 779 pada tes matematika.

Dia mengikuti kuliah aljabar di UCLA ketika masih duduk di bangku SMA. Woods mendapat beasiswa kuliah penuh di MIT. Di kampus inilah Woods terpincut dunia akting dan memutuskan berhenti kuliah. Sebagai aktor, Woods meraih dua Emmy Awards dan mengantongi dua nominasi Academy Awards.