Kamis, 15 Maret 2012

Siswa Perokok dan Peminum Faktor Bullying

STUDI terbaru menemukan, siswa yang merupakan pelaku bullying, cenderung mengonsumsi rokok, alkohol, dan mariyuana. Ini merupakan hasil studi terbaru yang dilakukan peneliti di Ohio State University terhadap siswa sekolah menengah pertama dan atas di Amerika Serikat.
Peneliti memeriksa kasus kekerasan dan penggunaan zat tertentu di antara 74 ribu siswa di SMP dan SMA negeri dan swasta (termasuk sekolah dengan bendera agama) di Franklin County, Ohio, yang mencakup Columbus.



Hasilnya, sekira 30 persen siswa SMP dan 23 persen siswa SMA masuk kategori pelaku bullying, korban bullying, atau pelaku-korban (orang yang merupakan pelaku dan korban).

Penggunaan zat tertentu didefinisikan sebagai perilaku merokok, minum-minuman keras, atau menggunakan mariyuana setidaknya sebulan sekali. Dan disebutkan, kurang dari lima persen siswa SMP merupakan pengguna zat tertentu.

Sementara di antara siswa SMA, 32 persen minum alkohol, 14 persen merokok, dan 16 persen menggunakan mariyuana. Demikian seperti dikutip dari Yahoo, Rabu (14/3/2012).

Peneliti menemukan, ada keterkaitan antara kekerasa dan penggunaan zat tertentu yang berbahaya bagi kesehatan. Peneliti pun membandingkan persentase antara pengguna zat tertentu dengan kekerasan.

Misalnya, siswa SMP yang tidak terlibat kekerasa, hanya 1,6 persen yang menggunakan mariyuana. Sementara siswa yang menjadi pelaku kekerasan dan menggunakan mariyuana sebesar 11,4 persen, sebesar 6,1 persen merupakan pelaku-korban, serta 2,4 persen adalah korban kekerasan.

Sedangkan penggunaan mariyuana di kalangan siswa SMA yang tidak terlibat bullying sebesar 13,3 persen. Persentase ini lebih rendah jika dibandingkan pelaku bullying yang menggunakan mariyuana yang sebesar 31,7 persen. Sebesar 29,2 persen pelaku-korban bullying menggunakan ganja, serta 16,6 persen korban yang menggunakan ganja. Hasil serupa diperoleh untuk penggunaan alkohol dan rokok.

“Temuan kami menunjukkan, salah satu perilaku menyimpang kemungkinan berhubungan dengan penyimpangan lain,” kata peneliti yang merupakan asisten profesor psikologi sekolah, Kisha Radliff.

Kisha mencontohkan, remaja yang merupakan pelaku bullying lebih mungkin untuk mencoba zat terlarang. “Kebalikannya juga bisa terjadi bahwa remaja yang menggunakan zat terlarang lebih mungkin untuk mem-bully orang lain,” ujarnya

0 komentar:

Posting Komentar